Senin, 18 Juli 2016

Andai

"Halo"
Kudapati sebuah pesan singkat dari teman lamaku. "Wahh ada apa nih tumben?", pikirku. Dengan sigap langsung kubalas pesannya.

"Udah lama nih kita gak main bareng". Betul juga, sudah setahun lebih kami tidak bertemu. Ide yang bagus juga, lagipula weekend ini aku tidak ada acara kemana-mana. "Ada film bagus tuh, nonton yuk?", kuajak dia dengan harap semoga dia bisa ikut.

"Ayuk", satu kata, tetapi penuh makna buatku.

Keesokan harinya, aku yang datang lebih awal dari waktu janjian kami, hanya terdiam tapi beribu pertanyaan menumpuk di pikiranku. 
Apa dia sudah jadian? Apa dia malu bertemu denganku? Apakah dia datang dengan perasaan yang masih sama?

"Sorry yaa gue agak telat", aku masih ingat suara itu. Tanpa harus melihat wajahnya langsung kujawab "Iya gapapa kok, tiketnya udah gue beli nih", memang seharusnya seperti itu kan? 

"Aduhh makasih banget yaa" betul, senyum malunya masih sama, persis seperti yang ada di memoriku.

Selesai nonton, aku sedikit berbincang-bincang dengan dia. Sama sekali tidak ada yang berubah, kecuali parasnya yang makin indah. Disaat suasana sedang hening, aku pikir ini waktu yang tepat untuk berkata yang sejujurnya kepadanya.

"Hei, sebenernya..."
"Oh yaampun! maaf gue ada ketemuan sama temen, gue duluan yaa maaf"

Suka meminta maaf, iya dia tetaplah dia selama setahun ini. Tapi aku yang berterima kasih karena telah mencegah aku melanjutkan kalimat yang mungkin tak pernah aku ucapkan kembali.


Terima kasih.

Minggu, 17 Juli 2016

Buku Gambar

Pintu masuk terbuka lebar. Seorang gadis cilik memasuki toko buku yang terletak di ujung jalan sana. Dia terlihat sangat sibuk sendiri, mencari duniaku sebutnya. 

Sampai lah dia di satu lorong yang berisi beragam buku gambar. Semua kosong, semua tidak berwarna. Tapi entah kenapa dia mengambil salah satu dari ratusan buku yang sama di sana, dan dia berkata ke ayahnya 'ayah aku mau yang ini'

Digambarnya lembaran kertas kosong itu. Dia terlihat menyukai buku gambarnya. 

Sampai pada lembaran terakhir.


Kiranya, begitulah dia bagiku.

Kamis, 14 Juli 2016

Rumah

sudah seribu tapak kuarungi
yang tertinggal hanya memori
serbuan hujan menghujam
sebuah malam yang kelam

Kuhapal semua. Bau disetiap sudut ruangan. Kepulan debu diatas rak buku. Begitu juga kenangan dalam kubus yang membesarkanku.

Sudah tidak ada kemarin. Tidak juga hari ini. Semua rasa tidak lagi sama.

Tidak ada lagi masa lalu.