Minggu, 04 September 2016

Hujan Lagi

Kulihat kaca-kaca mulai mengembun. Orang-orang berdiri meninggalkan tempat berteduh. Hanya menyisakan aku melamun, terdiam mengingat memori yang mulai rapuh.

Kutatap jam tangan, terpaku pukul 10 malam. Dan aku masih di tengah hiruk pikuk malamnya Jakarta. 
Andai saja aku bisa menikmati sunyi ditengah pekaknya mobil dan motor. Perjalanan sepi tanpa wujudmu yang sudah melebur jadi abu. Hanya rindu yang menemaniku.

Kamu bagai hantu berwujud pelangi yang datang setelah suramnya hujan. Tidak terlihat, tidak teraba, tapi aku yakin ada. Walaupun hanya dalam pikiran. Menakutkan dalam keindahan.


Langkahku tak berkawan. Waktu telah berlalu, ku telah sia-siakan.