Jumat, 27 Mei 2016

Dua kali

Hari ini genap 2 tahun setelah aku mengakhiri hubunganku dengan dia. Senin siang ini sangat panas dan jalanan begitu padat. Aku memutuskan untuk menepi di sebuah restoran.

Aku baru menyadari saat duduk di kursi untuk 2 orang, aku berada tepat dimana aku dan dia pada kencan pertama. Semua yang ada di memoriku spontan mengulang kejadian malam terindah waktu itu.

Seperti biasa, aku memesan menu favoritku. Chicken cordon bleu, ya tentu menu dua orang yang paling bahagia saat itu. 

Saat menunggu pesananku tiba, tiba-tiba pintu depan restoran terbuka. Masuk seorang perempuan yang wajahnya tidak asing bagiku, begitu pula dengan memoriku. Wajah perempuan yang pernah aku tatap dalam-dalam.

Dia menyadari keberadaanku juga. Tingkah easy going nya masih jelas dia miliki. Langsung dia menghampiri meja ku dan duduk berhadapan denganku. Lalu, dia tetap memesan menu favoritnya. Sudah kutebak sebelumnya, sama sekali tidak ada yang berubah.

Percakapan panjang lebar setelah hilang kontak 2 tahun dan sebuah ingin 1 kalimat yang aku ucapkan. Seperti ingin kembali pada masa waktu bersama.

Semua tidak ada yang berubah. Cara dia mengetuk meja dengan jemarinya hingga nada bicara "hmm" nya masih terdengar sama. Sepasang bola mata layak roda sepeda yang berputar. Jika dia berhenti, bencana besar bagiku.

Akhirnya 1 kalimat ini terucap juga. Dia pun menyambut dengan senyum simpul manis.

"Selamat ya sama dia."

Jumat, 20 Mei 2016

Tidak Ada Puisi Kali Ini

Tidak ada puisi yang hidup. Semua hanya rangkaian kata yang membentuk jantung. Yang terus memekakkan telingaku dengan degupan jantungmu.

Tidak ada puisi yang bernyawa. Yang tersisa hanyalah kenangan. Kalimat yang menggumpal menjadi hati. Mengingatkanku akan cintamu.

Tidak ada puisi kali ini. Tidak ada kata-kata. Semua yang tertulis sudah kuhapus sebelum ini. Hanya ada dirimu dalam bongkahan kalimat.