Rabu, 21 Desember 2016

Dia

Selalu perempuan itu yang menghidupi setiap bait puisi ini,
Mahakarya Sang Pemilik Segalanya.
Tetapi,
Bagiku dialah segalaku.

Misteri yang belum terungkap,
Senyuman yang tenggelam di mata ku,
Berdegup kencang,
Berenang dalam jantung mengalir ke hati.
Setiap hari pun, aku rela banjir.

Bunga ilalang menari,
Menari eloknya bagai jiwamu.
Tangan yang mendayun lepas,
Bagai merpati bebas.
Akankah diriku yang kau tuju?

Tidak semua tanda tanya dapat terjawab.
Bila tanda tanyaku terjawab,
Jelas sudah.
Dan jika kau tanya siapa orangnya?

Sudah pasti,
Dialah perempuanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar