Kamis, 11 Mei 2017

we are not 'we'

Mereka anggap kota ini penuh harapan.
Nyatanya tiap malam diriku berada di ambang kehidupan,
dengan mata yang mengelak untuk menguncup tanpa bosan.

Katanya ini kota penuh bintang.
Entah mereka lupa, sudah berapa banyak bintang yang jatuh?
Terbujur layu diselimuti awan kelam,
namun digantikan oleh bintang yang siap mengadu peruntungan.

Lalu dirimu membawa segenggam mimpi.
Kau tuangkan di jantungku misi,
untuk kembali meniti puisi yang sudah dimakan basi.

Lihatlah apa yang telah kau perbuat,
layak Ibu yang merawat bunga nan elok,
sama apiknya dengan penemuan di Griffith Observatory.

Tapi, kita tahu dimana kita akan berhenti.
Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk menjadi 'kita'.

Seluruh guratan membekas pada punggungku.
Selalu terasa sama sejak dulu,
sangat hangat dan baru.

Mungkin kamu bisa mampir ke kedaiku.
Aku tidak akan keberatan bertemu,
atau hanya sekadar bertatap bisu.
Dirimu akan terasa seperti dahulu.

/terinspirasi oleh film karya Damien Chazelle, La La Land/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar