"We shall fight on the beaches. We shall fight on the landing grounds. We shall never surrender."
Film Dunkirk menceritakan tentang 400.000 tentara Inggris yang menunggu kapal untuk kembali ke Inggris setelah kalah perang di Dunkirk. Mereka bertahan hidup dari gempuran pesawat terbang Jerman yang terus-menerus menghantam mereka.
Film ini diceritakan lewat darat, udara, dan laut. Kalau kita mengikuti film-film Christopher Nolan sebelumnya, ini adalah film terpendek setelah film "Following". Dalam waktu sekitar 105 menit, Nolan berhasil mengemas film yang dilihat dari tiga persepsi berbeda, dan tentunya juga khasnya yaitu dengan waktu non-linear. Menurut saya, 105 menit adalah waktu yang pas untuk film yang intens banget dari awal sampai akhir, kalau lebih dari 2 jam pasti bikin bosen sih.
Hal pertama setelah saya nonton Dunkirk adalah, Nolan selalu berhasil. Dia membuat salah satu film terbaik (The Dark Knight), salah satu film sci-fi terbaik (Interstellar), dan sekarang salah satu film perang terbaik.
Nolan selalu bisa membuat tema film yang biasa menjadi luar biasa. Film sulap-sulapan (The Prestige), mencari pelaku pembunuhan (Memento), mencari planet tempat tinggal baru (Interstellar), film-film superhero (Batman trilogy), dan sekarang film dengan tema perang. And he fuckin did it!
Tapi, walaupun Dunkirk merupakan film tema perang, Nolan lebih mengedepankan unsur Thriller di filmnya. Kalian gak bakal nemuin tentara Nazi dan enggak ada baku tembak antara tentara yang di darat. Loh mana bagusnya kalo gitu? Di film horror, yang buat kita takut, cemas, dan tegang pasti kalau kita merasa ada hantu walaupun di layar gak ada hantu sama sekali melainkan sang tokoh sendiri. Hal itu yang dapat Nolan mainkan dengan apik. Dia membuat kita tegang tanpa harus ada tentara Nazi yang teriak-teriak entah ngomong apa.
Di sini, musuh utama bukanlah tentara Jerman. Melainkan adalah musuh semua manusia, yang bukan lain adalah waktu. Mereka menunggu kapal untuk pulang membutuhkan waktu. Mereka menjadi sasaran bom juga karena ditunggu waktu. Jadi konflik mereka di film ini adalah musuh kita, yaitu waktu.
Tidak diragukan lagi jika Nolan berkolaborasi dengan Hans Zimmer, komposer musik langganan Nolan selalu berhasil membawa film ke suasana menegangkan. Suara detik-detik "tik tik tik" jam terus ada saat mereka lagi benar-benar mengejar waktu. Dan Zimmer pun juga berhasil membawa kita lebih dalam ke film Dunkirk dengan scoringnya yang apik.
Dunkirk juga minim dialog. Hampir jadi silent movie. Jadi, enggak ada tentara yang ngumpul terus minta rokok, nanya pacar di rumah, atau semacamnya. Pikiran mereka kalut semua, jadi mereka diam. Mereka berdialog dari ekspresinya. Dan mereka semua berhasil membuat ekspresi muka telah terjadi terror yang mengerikan di kehidupan mereka.
Film ini jauh dari kata-kata film "sok heroik". Mereka semua ketakutan, jadi enggak ada tentara yang berani maju duluan buat menjadi "tumbal" ditembak Nazi. Karakter di sini juga gak ada yang menonjol banget. Kita bahkan enggak tau nama setiap karakter di Dunkirk siapa aja. Karena untuk mereka, mereka gak butuh tahu nama temennya itu siapa. Mereka cuma pengen pulang dengan cara survive di Dunkirk.
Yang menjadi pusat perhatian di sini adalah Harry Styles. Banyak yang beranggapan bahwa Harry ditarik Nolan karena Harry udah punya fame. Faktanya, Nolan sendiri enggak tau siapa itu Harry Styles. Dan beberapa teman saya pun mereka enggak sadar kalau di Dunkirk ada Harry Styles, ya karena ini film bukan fokus ke satu karakter, melainkan seluruh tentara yang ada di Dunkirk.
Lalu ada aktor yang sudah menjadi langganan Nolan yaitu Cillian Murphy dan Tom Hardy. Dua-duanya gokil banget, saya tidak perlu membahas lagi, kalian kalau sudah nonton pasti tahu betapa kerennya mereka.
75% film ini dibuat menggunakan kamera imax. Jadi kalau film ini masih ada di bioskop, tonton di imax. Kalian enggak mungkin nyesel. Setiap scene istirahat dari intensnya film (walaupun itu sedikit banget), itu shot film nya bagus banget, detail, dan cocok buat jadi wallpaper kamar atau cover line. Hoyte von Hoytema (cinematographer), bisa menggiring kita seakan-akan kita ada di pulau Dunkirk, di kapal nelayan, dan di kokpit pesawat. Nolan yang pengen pamer skill-nya dengan cara tidak menggunakan CGI untuk beberapa scene. Seperti scene di pesawat, itu beneran terbang, pesawat Perang Dunia 2, dipake terbang lagi ditambah beban kamera imax yang berat banget. Bagi Nolan, semakin dikit CGI, semakin berharga film tersebut.
Verdict, Dunkirk is an Oscar-worthy film. Dari director, scoring, cinematography, sound mixing, dan tentunya juga filmnya itu sendiri. Must watch film of the year.
IMDb: 8.6/10
Rotten Tomatoes: 93%
Metacritic: 94%
My rating: 9.7/10